Tuesday, September 25, 2007

Lunch nggak enak

Akhirnya batal juga… hari minggu sich udah jam 3 lagi…what a perfect timing !

 

Pas sahur di Senin kok perut laper ? ya udah selain menjaga komitmen untuk nemenin Aa selama “masa itu” ikut makan juga akhirnya …

Jadinya pas siang … males makan siang … tapi beli anggur juga untuk speed up the cycles … sempet beli bihun goreng akhirnya malah untuk buka bareng di rumah …

 

Pas hari ini, selasa, sebenarnya males untuk lunch … nggak nafsu udah gitu gak laper…tapi karena demi diajak… demi dibanding situasi nongkrong di kantor kerja … mending jalan khan ? ya udah diputuskan ke Plaza Semanggi (daripada Senayan City…waduh bosen bangeeettt)… makan di Duck King…udah kebayang dong asinan pedes-nya itu yummmyyyy…. Terus bebek-nya..terus dimsum-nya…terus mun tahu-nya…. Udah tuch kemakan semua …hasilnya nggak enak ???

 

Mungkin karena surrounding kita lagi pada puasa semua kali ya? badan juga udah adjust… surprisingly… nggak ada yang lebih nikmat selain sahur dengan mata setengah terbuka (karena belum sepenuhnya connect)… dan buka puasa dengan es campur bareng-bareng sama 2 jagoan dan kepala sukunya …hehehe…miss u guys… cant wait to go home… Magrib kapan yak *celingak celinguk *

 

Friday, September 21, 2007

Ramadhan adalah 'Sepotong Taman Surga'

Message

[Eneng 's comment]

di bawah ini kutipan posting email yang cukup menarik untuk dibaca, setelah di go-through didapat kesimpulan bahwa kayaknya guwe belum melakukan puasa dengan benar… bahwa dalam berpuasa yang masih sulit dilakukan sampai saat ini adalah menjaga lisan, pendengaran dan penglihatan… kalau Puasa dipatok murni pada factor 3 ini, kayaknya guwe udah batal puasa dari kemarin-kemarin, mungkin bukan batal… tapi makna puasa-nya aku nggak dapet L  

Ramadhan adalah 'Sepotong Taman Surga'
Oleh : KH Hasyim Muzadi

Pernahkah terbayang dalam benak kita mengenai "sepotong surga" yang melayang-layang di atas bentangan langit dunia? Ia diangkat tinggi-tinggi oleh sepasukan malaikat Allah dan diantarkan oleh para bidadari yang mengirimnya hingga ke langit terbawah. Dalam "sepotong surga" ini tampak pula sepotong kolam yang berair tenang hingga kita dapat melihat diri kita sejelas-jelasnya. Jelas dosa-dosa kita, jelas pula kekurangan dan sifat alpa kita. Inilah tempat paling jujur bagi kita untuk melihat diri. Dan, dialah, Ramadhan yang kehadirannya selalu dinanti-nanti.  "Sepotong surga" ini sengaja dihidangkan Allah untuk para hamba-Nya. Ia, tentu saja diidam-idamkan oleh semua makhluk Allah. Berbeda dengan kilatan komet yang datang sekian puluh tahun sekali, "potongan surga" ini datang sekali setahun, selama satu bulan. Komet hanya sekilas lalu menghilang. Hanya dinikmati oleh mereka yang dekat dengan teropong. Tetapi potongan surga ini, sungguh luar biasa menakjubkan, diperuntukkan untuk semua hamba-Nya.

Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW, jauh-jauh hari sebelum bulan termulia ini datang, selalu melakukan persiapan-persiapan. Beliau menampakkan rasa gembiran serta keriangan tiada tara, karena bulan ini akan memberikan kesempatan emas bagi beliau dan terutama bagi umatnya.   Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan kasih sayang Allah, bulan ampunan Allah dan bulan di mana Allah membuka pendaftaran bagi hamba-Nya yang ingin dibebaskan dari sergapan dan jilatan api neraka.

Setelah sebelas bulan lamanya kita bergelimang dosa, badan ditaburi dengan makan-makanan yang syubhat serta haram, mata hanya menikmati pemandangan yang mengundang murka Allah, telingan hanya mendengarkan yang berbau maksiat, tangan digunakan untuk memeras; kini tiba saatnya, selama satu bulan, kita menahan ini semua.  Betapa sayang dan kasihnya Allah kepada kita, meski berjuta dosa menumpuk, meski serangkaian pengkhianatan kita lakukan, meski setiap janji dengan-Nya kita selalu menyertainya dengan pelanggaran, tetapi Allah tak pernah bosan untuk menyayangi kita.

Alangkah indahnya kasih Allah kepada kita, tetapi alangkah nistanya kita sebagai hamba-Nya. Setiap saat Allah antarkan nikmat-Nya kepada kita, tetapi setiap malam para malaikat-Nya juga mengantarkan catatan-catatan keburukan kita kepada Allah.

Maksiat kita kepada-Nya tiada henti tetapi ampunan Allah kepada kita juga tidak pernah terputus. Alangkah nikmatnya Ramadhan. Beruntunglah kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu Ramadhan karena tidak sedikit di antara saudara kita yang pernah bertemu Ramadhan tahun lalu, tetapi tak bisa menikmatinya tahun ini. Ketahuilah, ini semua terjadi karena kita masih disayang Allah. Janganlah kasih dan sayang-Nya kita balas dengan tindakan yang justru menistakan diri kita.

Untuk membasuh seluruh daki-daki dosa, untuk membersihkan sifat angkara murka, untuk menyucikan kembali jiwa kita, Allah telah memerintahkan para malaikat-Nya mengantarkan "sepotong surga" agar kita dapat membasuh diri, membersihkan jiwa serta menyucikan hati melalu bulan Ramadhan. Karena itu, jangan sia-siakan kedatangan Ramadhan ini, jangan telantarkan hidangan yang tengah disajikan para malaikat-Nya kepada kita.  Bulan ini akan mengajarkan kepada kita bagaimana melakukan pengendalian, bagaimana melakukan pelurusan serta bagaimana melakukan penjernihan terhadap rohani kita. Hal ini semua dapat dengan mudah dicapai bila kita secara sadar mampu mengendalikan nafsu, karena salah satu elemen kamanusiaan ini memang diciptakan Allah dengan kehendak tak terbatas. Nafsu selalu cenderung kepada hal-hal negatif (an-nafsul ammaaroh bis suu') dan untuk menundukkannya kita harus bisa memberikan jalan dan ruang yang jelas agar nafsu dapat dimafaatkan dengan benar. Inilah sebenarnya barometer paling nyata yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk dapat mengukur kehambaan kita kepada-Nya.   Jika seorang hamba mampu mengendalikan nafsu dan memanfaatkannya dengan baik, maka nafsu (an-nafsul lawwamah) akan sangat membantu membangunkan stimulus dalam diri kita untuk selalu menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Allah. Kalau bisa, malah meletakkan kehendak Allah di atas kehendak kita. Menikmati makanan karena lapar, merasakan kesejukan air karena dahaga, dan berhubungan intim karena memenuhi kebutuhan biologis, adalah kehendak kita. Di bulan Ramadhan, kita mencoba mengendalikan kehendak-kehendak ini di bawah kendali kehendak Allah. Allah berkehendak agar kita berpuasa dari makan, menahan dahaga serta menjauhi hubungan intim.

Ini semua harus kita lakukan meski kita meyakini benar harta yang kita makan adalah milik kita, air yang kita minum adalah milik kita, dan wanita yang kita gauli adalah istri kita. Puasa bukan sekadar melarang kita untuk melakukan hal-hal yang diharamkan Allah, tetapi apa yang menjadi hak kita pun harus dibatasi dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Pada strata ini, kita baru sukses menjadi orang yang berpuasa "shoumul 'umum".   Pada strata lanjutan, seorang hamba akan disebut mampu menangkap pesan moral ibadah puasa ketika ia bukan sebatas menahan makan, minum, dan seks, tetapi bila ia berhasil mengendalikan pembicaraannya, pendengarannya, dan pandangannya.

Bulan ini akan mampu mengantarkan kita melakukan "shoumul khusus", kalau kita mampu puasa bicara. Kita bukan sekadar mampu mengendalikan lidah untuk tidak menggunjing, menfitnah, berbicara kotor, karena di luar bulan Ramadhan pun hal itu tak boleh kita lakukan. Kondisi ini akan semakin baik jika kita juga mampu melakukan puasa mendengarkan.   Bukan sekadar berpuasa mendengarkan yang jelek-jelek, karena di luar bulan Ramadhan pun hal itu sudah jelas-jelas dilarang. Kita mencoba mendengarkan yang baik serta membiasakan telinga kita menyimpan hal-hal yang baik. Begitu pula dengan puasa melihat. Kalau jenjang ini berhasil kita lakukan, maka strata kita sudah meningkat menjadi "shoumu khususil khusus".

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah: 183).

Jika bangsa ini merasa betapa berlimpahnya kesulitan menghadang, seakan tidak ada lagi harapan, maka Ramadhan adalah saat di mana Allah tidak akan mengecewakan hamba-hamba-Nya. Karena itu, seharusnya kita bersimbah air mata karena kerinduan yang mendalam ingin mendapatkan jaminan Allah SWT.

Baginda Rasul pernah bersabda, "Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.

Bermohonlah kepada Allah, Rab-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini. Wallaahu a'lamu bis-shawaab.

       
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana

Wednesday, September 19, 2007

patuh suami: busway versus metromini + ojeg

Maksud hati sich berangkat pagi-pagi karena ada yang mau diberesin di kantor… tapi….

Busway

tiba-tiba jadi kendaraan yang paling nyebelin sedunia…

nggak banyak …

padet lagi…

dan untuk pertama kalinya bak pahlawan kalah perang yang quit dari pertempuran…

guwe quit untuk nunggu

Tadinya mau bawa mobil aja atau naek taxi aja dech…terus nelpon ke rumah …

si Aa kebeneran lagi ngurusin air sumur yang mati tiba-tiba …

tapi Aa bilang mendingan naek 75 metromini (hahhhh khan panas ?) … tapi guwe turutin juga…

Metromini

ya illah ternyata jalan di luar track busway lumayan lancar…

lucunya selalu guwe tunggu angin cepoi-cepoi dari luar metro …seger….

Daripada musti nunggu sampe ½ jam di halte busway yang juga lebih berkeringat dari ini.

Yang menarik diperhatikan, ternyata syarat utama supir metromini bukan karena etnik tertentu lho (maaf tidak maksud SARA)

Tapi dia musti punya telinga yang sensi… bayangin buat nyetop kendaraan ini, kita khan mesti ketok kaca atau plafond mobil…

kalo nggak denger gimana?

Ojeg

Berenti di Mampang, lanjut ke Mega Kuningan pake Ojeg…wuhhh… kumplit baju guwe kena bau matahari…

Untung di kantor ada parfum hehehehe….

Alhamdulillah, meskipun kehilangan ongkos busway yang 3.500 ditambah masa tunggu ½ jam.

Dengan menambah 2rb untuk metro dan 10rb untuk Ojeg (tukang Ojeg kaget kali ya gue ngasih kegedean…saking panic)

Maka jarak Buncit – Mega Kuningan hanya ½ jam saja saudara-saudara….so at 8.00 am sharp guwe ada di kantor, menaikan lagi adrenalin …

Puasa dan Darting

ada nggak sich hubungannya antara puasa dan darah tinggi? kemaren Boss Besar "diskusi" dengan nada tinggi .... atau sebenarnya lagi ngomelin guwe ya ? nggak ngerti... sampe orang-orang bingung kali ya ? nich anak kenapa? diapain? what has been done? .... yang bikin bingung kenapa guwe bisa tenang ya ? ampe orang Bisnis yang lagi nawarin prospek mundur teratur... ech abis itu si Boss ketawa-ketawa ? ihhh bingung ya ?

Sunday, September 16, 2007

Cibodas Camping (yang tersisa di August)

Tanggal 11-12 Agustus 2007 lalu, pas liburan anak sekolah...Aa yang freak karena berhasil contact dengan old time pal...langsung planning to go camping... nggak tanggung yang dipilih Cibodas...
karena takut macet dan (rencananya) mau survey tempat untuk Lebaran Outing, kita berangkat very early... survey-nya sich cuman lihat Hotel Paredede doang akhirnya...abis susah sich cari tempat buat Yaziders family... paling banter yang bagus dan pas ya Puncak RayaHotel lah...


Mampir langsung ke Gunung Mas, makan bekal pagi di tengah kebun teh (sebelumnya ngeteh dulu sich di cafe-nya dan beli beberapa pack teh), abis itu maen layang-layang... lama-lama bosen juga nunggu rombongan laen yang belum nyampe (lha wong dari Jakarta baru pada pergi jam 1-an gitu !) akhirnya menjelang siang setelah shalat di mesjid kecil di perkebunan itu, nyicip-nyicip makanan alias jajan sate terus bakso (hah.... kesel apa kesel tuch)...


(eitssss si abang iseng .... miting adeknya ???)



makin sore... waduh udah mati gaya, mana macet lagi...akhirnya kita jalan naek ke atas dan drop by ke Puncak Pass Resto (yang dari dulu udah diincer pengen diinepin karena konon ada salah satu kamar yang view-nya OK di waktu pagi...kalo nggak inget mau camping, udah guwe paksa si Aa nginep disini), disini kita makan-makan sore.... menu reunian poffertjes (inget kuli dulu bareng gang Kuli iseng disini), bitterbalen dan pisang goreng pake keju, ngeteh dan ngopi ... khusus buat 2 jagoan yang mulai pada bete karena kesel dikasih susu coklat...nah diem dech !

(bergaya manis...ato pada kedinginan tuch...kayak bukan di Indo aja)



ech pas kita di tempat itu, gank-nya Aa pada nelpon udah sampe di Gunung Mas as they planned to built a tent there, no way back buat kita karena jalan ke arah Jakarta makin macet aja dan nggak ada tanda-tanda bakal dibuka jadi one way. akhirnya Aa ngebujuk mereka untuk naek ke Cibodas seperti rencana semula. lucunya sebelum heading ke Cibodas, Aa mau beliin dinner buat all rombongan di Bu Haji (ini tempat makan Aa & gank-nya dulu), cuman karena kecepetan berhenti, kita beli makan di suatu rumah makan padang, yang ternyata nggak bikin nyesel karena nasinya uennakk, ayamnya gurih dan harganya lumayan murah (apa karena lapar ya?).

Oya kehadiran kita nyaris ditolak di Cibodas, karena hari itu fully loaded kavling-nya, terpaksa kita ambil yang pinggir jalan (tapi deket WC, jadi khan enak)... yang lucu dari tenda kita mengalun lagu-lagu angkatan kita (baca angkatan Aa....ya, guwe mah nggak ikutan dong khan mudaan :-P hehehehe) macam Jon Bon Jovi, Europe, Iwan Fals, 80-an gitu...


(ki-ka... Jamal, Ha-Er, Aa...dan Alfin ???!!!?!? lagi bangun tenda)
pada waktu bangun tenda, jadi terkagum-kagum sama Jamal's family, gilleee prepare banget, dari tenda-nya yang accomodate separuh lebih anggota camping, terutama yang Pere dan difurnish dengan dapur (dimana ternyata ada Aa & Jamal yang berjaga hampir semalaman).

belum lagi pritilan lampu, dll, waduh Aa kalah euy... kita mah belum selengkap itu... usut-usut punya usut, Jamal telah berhasil mempengaruhi entire fams-nya untuk hobi camping bersama ....wesss 2 thumbs up.. pokoknya mah.

Berikut isi dari tenda gede
- isteri & 1 anak Pere Jamal
- Kokom, Meira (anak pere-nya) dan assisten-nya
- Ha-eR
- Me alone (karena 2 jagoan bobo di tenda lain)
- itu aja masih bersisa banyak...





Meara dan Alfin 'nongol' dari tenda kecil

BTW, sisa pasukan ada di tenda kecil laen isinya selain Daffa, Alfin, anak Jamal yg Cowok (Faiz yang selalu manggil Daffa 'bos'), dan Fadil (ponakan Jamal).

Daffa the Boss dengan anak buahnya...
Faiz & adeknya







musim kemarau bikin udara dingin banget sampe tangan terasa sakit, lebih dingin dari Medinah (ketika musim haji dulu...), anak-anak aja pake merungkut kedinginan, untung aja bawa selimut banyak dan tebel....berasa muka jadi pucet banget.







paginya pada ngeriung di api unggun, untuk ngilangin dingin, yang ampuh sich mandi... ilang dingin...jadi kedinginan mandi air es !









kita cabut dari situ sebelum Zuhur dan mampir di resto Gumati, makan nasi timbel kumplit (kumplit banget...ya ) minum orange juice dan strawberry juice, perasaan makanan-nya enakan yang di Bogor ya daripada yang disini....yang enak sich suasananya cozy dan ada live music lumayan lah....

Tuesday, September 11, 2007

Menjelang Ramadhan... dan Pasar Tanah Abang

Beberapa hari terakhir ini, Jakarta macet karena berbagai alasan… baru disiram hujan-lah, menjelang Jumat-lah, jaln busway yang lagi dibongkar-lah…. Tapi yang jelas… yang bikin Jakarta sempurna (dengan macet-nya)… adalah karena mau Ramadhan ?

 

Kok bisa? Iya-lah … ibu-ibu ( termasuk guwe ;-p ) sibug hunting pasar hehehe… meski Pasar Mayestik di Minggu kemaren belum ramai…. Tapi pasar Tanah Abang Blok A… hari ini (Selasa) udah loaded banget, beruntunglah hari ini kesitu pake taxi, pake bela-belain jalan kaki dari persimpangan jalan ke arah terowongan sampe lokasi bok !

 

Wah Tanah Abang masih berasa pesona-nya ternyata, apalagi sekarang belanja disitu enak banget…ber- AC soalnya, tapi emang aduh …padet banget sama manusia… well lumayan-lah dapet juga huntingan-nya…

 

Lucu juga kalo di-inget-inget, dulu yang namanya ke Tanah Abang males banget, nyokap khan biasa ngajak tuch secara nyokap adalah anak sulung yang mesti berbagi (mungkin nggak mesti… tapi emang gitu dech…) mana panas, pengap dan padet… mungkin karena dulu belum kenal barang bagus tapi murah, Bokap biasanya nganter juga tapi cuman sampe depan pasar terus dia parking somewhere… ech tapi ketika bawaan kita mulai penuh di hectic jungle gitu, dia bisa dengan mudahnya menemukan kita padahal belum ada HP khan dulu itu?

 

Seiring waktu, jadi suka juga sama Tanah Abang, terlebih waktu udah mulai kerja dan punya anak… Tanah Abang itu surga belanja ternyata… apalagi dengan keadaan-nya yang Sekarang meski masih aja macet kalo menjelang hari-hari special seperti ini… two thumbs up buat Sutiyoso yang ngewujudkan Pasar Tanah Abang seperti sekarang ini (despite of his plan building 1000 malls).